Tantangan dan Manfaat Teknologi di Masa Pandemi Bagi HR Perusahaan

Tantangan dan Manfaat Teknologi di Masa Pandemi Bagi HR Perusahaan

Pandemi tidak dimungkiri telah berimbas pada cara kerja baru di sebuah perusahaan, tidak jika divisi HR (Human Resources). Untuk itu, pemanfaatan teknologi digital kini menjadi salah satu andalan untuk menjalankan roda perusahaan.

Hal itu terhitung dilakukan oleh Senior HR Manager PT. Bambang Djaja, Mahmud Junaidi. Ia menuturkan, pandemi Covid-19 ini menjadi titik awal HR di perusahaannya melaksanakan transfromasi dari konvesional ke digital.

“Kalau pernah kita melaksanakan rekrutmen, style tatap muka, otomatis saat ini kita berpindah manfaatkan platform digital. Situasi pandemi ini adalah titik tolak kami,” tuturnya kala wawancara virtual bersama dengan Tekno AlkisahNews.com .

Transformasi digital ini terhitung bukannya tanpa halangan. Oleh gara-gara itu, pria yang akrab disapa Cak Jun ini mewajibkan anggota timnya untuk familiar bersama dengan platform digital yang mereka gunakan.

Selain dimanfaatkan untuk kebutuhan internal, kelihaian dalam pemanfaatan platform digital terhitung menjadi salah satu nilai yang menjadi pertimbangan kala dirinya melaksanakan rekrutmen.

Sebagai contoh, dalam melaksanakan wawancara virtual, ia memakai lebih dari satu platform digital, tidak cuma yang umum digunakan.

Cara ini digunakan untuk bisa memperkirakan apakah pelamar memadai adaptif bersama dengan lapangan kerja, terutama platform digital yang sebetulnya telah menjadi piranti utama. Meski manfaatkan teknologi, cara wawancara yang dilakukan tidak berubah.

“Cara kita menilai kandidat tidak boleh berubah, tetapi menyesuaikan, menjadi dari background yang digunakan, persiapan tekhnis wawancara, terhitung komunikasi yang dilakukan kala wawancara,” ujarnya.

Selain itu, Junaidi menyatakan perusahaannya terhitung manfaatkan platform jasa penyedia sumber tenaga kerja, layaknya Kormo Jobs. Ia menuturkan, platform ini menopang proses rekrutmen dari aspek waktu.

Selain pemanfaatan platform digital, salah satu tantangan yang terhitung dihadapi perusahaan adalah menyesuaikan budaya perusahaan bersama dengan gernasi milenial.

Oleh gara-gara itu, Juanidi menuturkan, ia mengupayakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi generasi milenial.

“Saya sebetulnya bukan generasi milenial, tetapi saya harus merekrut generasi milenial. Jadi, saya terhitung mempunyai kewajiban untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi milenial,” ujarnya.

Salah satu yang dilakukan adalah memungkinkan pekerja ini tidak harus memakai seragam, agar bisa memakai sepatu kasual. Selain itu, ia terhitung mengupayakan untuk menaikkan kebersamaan antar karyawaan, terutama untuk generasi milenial.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *